Pembunuhan sadis yang dilakukan oleh suami terhadap istri kembali terjadi.
Kali ini kasus kekerasan tersebut menimpa rumah tangga Sri Fitriani (29).
Melansir dari Sriwijaya Post, ibu muda ini tewas diduga karena dibacok oleh suaminya sendiri yang berinisial ZA (36).
Pembacokan ZA terhadap istrinya ini terjadi di Desa Tanjungmanggus, Kecamatan Lubukbatang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Minggu (30/7/2017) sekitar pukul 23.00 WIB.
Menurut informasi, pertengkaran suami istri yang merenggut ibu dari dua anak ini dipicu oleh rasa cemburu sang suami kepada istrinya yang disebut memiliki pria idaman lain (PIL).
Keduanya sempat adu mulut sebelum sang istri tewas di dapur rumahnya.
Pertengkaran yang sengit membuat sang suami mencapai puncak emosinya sehingga kalap dan membacok istrinya menggunakan pedang.
Akibat bacokan tersebut, sang istri mengalami luka pada bahu kanan yang sobek dan bagian kepala yang robek hingga ke mulut, dan juga luka bagian perut.
Saat ditemui, korban dalam posisi tergeletak bersimbah darah di dapur rumahnya.
Korban pertama kali ditemukan oleh anaknya sendiri.
Diketahui, pasutri ini bertengkar di depan kedua anak mereka yaitu Witadianto bin Zulmi Aidi (13) dan Hengki Ramadhani bin Zulmi Aidi (7).
Keduanya sempat merasa ketakutan dan masuk ke dalam kamar. Sesaat setelah anak korban tidak mendengar lagi suara pertengkaran ayah dan ibunya, kemudia anak korban keluar dari kamar.
Sungguh kaget anak korban mengetahui ibunya tewas dengan kondisi yang menyedihkan.
Sementara sang ayah langsung kabur dari rumah.
Witadianto, anak korban langsung lari ke rumah neneknya, Markina yang lokasi rumahnya dekat dengan rumah korban.
Sang nenek bersama Witadianto pun memeriksa kondisi korban yang sudah tidak bernyawa lagi.
Kasus penganiayaan yang menimpa Karyawan Koperasi Afdeling 1 PT. Minaga Ogan ini langsung dilaporkan kepada aparat desa setempat dan selanjutnya diteruskan ke polisi.
Mendapat laporan itu, Kapolsek Lubukbatang, AKBP Samsurizal, bersama anggota langsung meluncur ke TKP.
Lokasi kejadian yang berada cukup jauh di di Afdeling membuat polisi sempat bergadang semalaman untuk melakukan olah TKP.
Jenazah korban langsung dievakuasi dan dibawa ke RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja untuk dilakukan visum.
Selanjutnya, jenazah dibawa kerumah duka dan langsung dimakamkan di kampung halamannya.
Kapolres OKU, AKBP Dra. Ni Ketut Widayana Sulandari, membenarkan peristiwa KDRT yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Melansir kembali dari Sriwijaya Post, kerja keras polisi jajaran Polsek Lubukbatang Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan membuahkan hasil.
Pasalnya polisi berhasil menangkap pelaku pada Senin (31/7/2017).
Pelaku ditangkap di kebun karet milik Wadin di Dusun II Desa Tangjung Manggus, Kecamatan Lubukbatang sekitar pukul 22.00 WIB.
Zulmi Adi pria yang berprofesi sebagai petani di Dusun Desa Tanjung Manggung Kecamatan Lubuk Batang, Kabupaten OKU ini, tidak melakukan perlawanan saat dibekuk oleh polisi.
Terpisah Kapolres OKU AKBP Dra Ni Ketut Widayana Sulandari yang dikonfirmasi Selasa (1/8/2017) membenarkan polisi sudah mengamankan tersangka pelaku KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga ) yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
� Dalam waktu 48 jam, pelaku berhasil kita amankan ,� kata AKBP Ni Ketut Widayana Sulandari.
Penangkapan yang juga didampingi oleh Kapolsek Lubukbatang AKP Samsurizal menjelaskan, pihak polisi mengaman barang bukti berupa satu bilah parang yang panjangnya kurang lebih 30 cm dan satu stel baju tidur warna ungu berlumuran darah yang dikenakan korban.
Setelah ditangkap, Zulmi Adi pun menunjukkan penyesalannya.
�Aku kalap, dio nyerang aku dengan parang, namun karena pisau dibalut dengan kain aku hanya luka memar bae,� terang Zulmi Adi dikutip dari Sriwijaya Post.
Ia juga menambahkan penyesalannya, seandainya sang istri tidak mengejarnya dengan parang, mungkin ia tidak akan menghabisinya.
Namun, kemarahan Zulmi memang tidak bisa dikendalikan lantaran sang istri melawan saat ditanyai mengenai rumor perselingkuhannya dengan mandor perkebunan.
Ia menjelaskan kejadian tersebut bermula saat keduanya sudah masuk ke dalam kelambu untuk beranjak tidur, sang suami bertanya baik-baik kepada istrinya tentang kebenaran isu yang menyebutkan Sri Fitriani berselingkuh dengan oknum mandor.
Namun jawaban Sri betul-betul memancing emosi pelaku. � Ado nian, kau lah nak kutinggalkan, urusan anak terserah kalu kau dak galak aku ngambeknyo,� kata pelaku menirukan kata-kata terakhir istrinya.
Mendengar jawab istrinya, pelaku emosi lalu mengambil parang lalu membacokkanya ke wadah beras kemudian menebas lampu dan barang-barang yang ada di dalam rumah.
Pelaku pun berinisiatif ke depan rumah untuk meredakan amarah, namun korban langsung keluar dari balik kelambu dan merebut pisau yang ada di tangan pelaku.
Pasutri ini lalu berebut pisau, karena tidak berhasil merebut pisau dari suaminya , korban lalu mengambil pisau lainnya dari belakang.
Pisau yang biasa digunakan untuk menebas rumput ini memang dalam keadaan terbungkus/dililit kain dan langsung membacokannya ke pinggang pelaku.
Melihat kelakukan istrinya, pelaku menjadi kalap dan langsung membacok bagian mulut istrinya, pelaku mengaku tidak ingat lagi berapa kali dia menebaskan pisau ke tubuh wanita yang sudah memberinya dua anak ini.
Setelah melihat istrinya bersimbah darah, pelaku panik dan langsung kabur dalam kegelapan malam dan bersembunyi karena khawatir dengan kemarahan warga.
Sumber : Tribunnews.com
0 komentar: